Calon Pengantin Harus Paham Stunting

paham stunting

Modernis.co, Malang – Yang punya resolusi nikah di tahun 2020 persiapannya sudah berapa persen nih? Ingat nikah tahun 2020 tak hanya modal cinta dan gaun pengantin yang cetar membahana saja. Ada bekal yang harus dikantongi sebelum benar-benar melangkah ke jenjang pernikahan.

Salah satunya adalah pemahaman calon pengantin tentang stunting. Apa itu stunting? penulis beberapa kali pernah menanyakan ke beberapa orang yang backround pendidikannya bukan kesehatan mengenai stunting, dan dari meraka ada yang belum pernah tau apa itu stunting dan kata-kata itu sangat asing bagi mereka, It’s oke itu bukanlah masalahnya mungkin memang masyarakat kita lebih familiar dengan sebutan anak pendek atau tinggi badan anak yang tidak sesuai dengan usianya.

Tapi sadar gak sih anak pendek atau stunting bukanlah masalah sepele. Stunting menjadi perhatian khusus bagi dunia tak terkecuali bagi negara kita Indonesia. Jika kita flasback pada debat Presiden Maret 2019 lalu, stunting menjadi salah satu topik debat dari sekian banyaknya masalah kesehatan di Indonesia.

Kenapa kemudian ini menjadi penting? Karena berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8% artinya hampir 8 juta anak Indonesia mengalami stunting. Dikutip dari liputan6.com (18/10/19) Menteri Kesehatan RI Nila Moeloek Menyampaikan angka stunting pada tahun 2019 turun menjadi 27,67%. Walau terjadi penurunan tapi angka ini masih melebihi angka yang di targetkan oleh WHO, yaitu stunting tidak boleh lebih dari 20%.

Melihat fenomena tersebut Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia Kebudayaan (PMK) yang baru Muhajir Effendy mengeluarkan peraturan baru mengenai sertifikasi pranikah. Salah satu alasan Menko PMK mengeluarkan peraturan ini adalah untuk mencegah kejadian stunting pada anak. program ini pun melibatkan beberapa Kementerian diantaranya Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Dikutip dari CNN Indonesia (14/11/19) Menteri Agama Fachrul Razi menyebutkan bimbingan pranikah tak hanya membekali pasangan tentang pemahaman agama. Menurutnya, para pasangan juga mendapatkan bekal tentang kesehatan reproduksi serta pengetahuan saat kondisi sedang mengandung.

Yuk Kenalan dengan Stunting!

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa stunting itu bisa terjadi dan apa hubungannya dengan calon pegantin? Gini ya mbak dan mas bro, sampean-sampean itu kan calon pegantin, dan salah satu tujuan dari pernikahan adalah mendapatkan keturunan. Nah, biar keturunannya sehat, cerdas, tidak stunting, pokoknya menghasilkan keturunan yang mantul lah. Mbak dan masnya kudu (harus) paham dulu masalah kesehatan reproduksi salah satunya ya paham masalah stunting ini.

Dalam masyarakat masih ada persepsi yang salah, bahwa anak pendek itu karena faktor keturunan, membuat masalah ini tidak mudah diturunkan dan membutuhkan upaya yang besar untuk mengubah mindset masyarakat mengenai hal ini. Karena studi membuktikan bahwa pengaruh faktor keturunan hanya berkontribusi 15% terhadap kejadian stunting sedangkan yang berkontribusi besar adalah asupan zat gizi.

Stunting terjadi karena kekurangan gizi, kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, akan tetapi kondisi stunting baru kelihatan setelah anak berusia 2 tahun. Pola asuh yang kurang baik dari kedua orang tua juga berpengaruh.

Anak yang masih bayi membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk membantu tumbuh kembang anak, asupan ibu selama kehamilan, dan saat menyusui harus benar-benar diperhatikan kandungan gizi makro dan mikronya harus terpenuhi.

Anak yang sudah mengalami stunting bukan hanya mendapatkan dampak terhadap tinggi badannya saja. Tetapi, ada hal yang lebih penting untuk masa depan anak. Anak stunting akan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, lebih rentan terhadap berbagai penyakit dan di masa depan dapat berisiko pada menurunnya tingkat produktivitas.

Pencegahan Stunting

Setiap masalah pasti ada jalan untuk menyelesaikannya. Termasuk masalah stunting ini. Salah satu langkah dari pemerintah dengan memberikan bimbingan pranikah kepada calon pengantin yang salah satu tujuannya adalah menurunkan angka stunting.

Nanti kalo mbak dan masnya sudah punya anak buah dari ikatan yang suci, jangan lupa memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. Selama 6 bulan ini ASI saja tidak perlu tambahan makanan apapun selain ASI. Karena ASI sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan anak usia 6 bulan kebawah.

Baru nanti setelah 6 bulan anak mulai dikenalkan dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian MP-ASI juga bertahap mulai dari halus sampai nanti anak bisa mengonsumsi makanan keluarga. Kadang disini juga kekurangan masyarakat kita adalah selalu mengandalkan cerita dulu.

Dulu……. nenek moyang saya langsung ngasih pisang dan makanan biasa lainnya sebelum berusia 6 bulan, dan anak-anaknya tumbuh sehat-sehat saja. Kalo pemikiran masyarakat kita gini terus kapan negara ini akan maju. Jangan gitu ya mbak, mas sekalian. Karena dunia itu semakin hari semakin modern semakin maju kedepan bukan mundur kebelakang.

Pemantauan kesehatan seperti posyandu dan imunisasi setiap bulannya harus rutin di lakukan. Untuk memantau tumbuh kembang anak, atau kalau lagi hamil untuk tau juga perkembangan kehamilan seorang ibu. Jangan malas untuk mengunjungi puskesmas untuk cek atau berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Hal yang penting lainnya adalah memberikan makanan sesuai pola isi piringku.

Maksud dari isi piringku adalah dalam satu piring makan itu harus ada makanan pokok, sayur-sayuran, lauk-pauk, dan buah buahannya. Mulai ubah kebiasan makan kita yang biasanya nasinya lebih banyak dari pada sayur, lauk-pauk dan buahannya. Bahkan tak jarang double karbohidrat makan mie di campur nasi. Ingat tubuh kita tidak hanya butuh asupan karbohidrat saja tetapi butuh asupan gizi lainnya jadi harus seimbang semuanya.

Ini ya penulis kasih contoh makanan yang sesuai dengan isi piringku. Jadi yang harus ada di piring itu sekali makan adalah nasi, lauk hewani , protein nabati , sayur bayam, buah, dan jangan lupa air putih. Hal yang penting sebelum makan jangan lupa cuci tangan pakai sabun dan berdoa tentunya.

Sudah saatnya kini calon pengantin atau wanita dan pria dewasa yang akan membangun rumah tangga mempersipakan diri, bukan hanya sibuk mempersiapkan foto prewed, catering, gedung dan souvenir saja tapi pemahaman mengenai kesehatan dan gizi juga perlu dipersiapkan dari sekarang. Semoga nanti bisa melahirkan generasi-generasi yang unggul.

Oleh: Putri Hastuti, S.Gz (Alumni Fakultas Kedokteran UB)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment