Modernis.co, Malang – Perawakannya tegap, tuturnya santun ramah ke semua orang, karakter khas Jawa. Pemuda kelahiran bumi Arema Malang tahun 1996 ini, mudah dikenali.
Bernama Lengkap Ricky Ramadhan Santoso. Ia ulet, pantang menyerah serta tidak mudah menyerah dalam kondisi apapun.
Siapapun yang dekat dengannya pasti mengenal baik tentang bagaimana mengakhiri sesuatu pekerjaan yang sudah dimulai. Komitmennya di dunia penegakan hukum patut untuk di apresiasi dan di contoh.
Ricky sapaan akrabnya, mengawali karir di dunia penegak hukum sejak lulus dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada 2018 silam. Ia pertama kali bergabung di Neratja Law Office (NLO) lalu berkhidmat di Supreme Law Firm (SLF) selama kurang lebih setahun.
Di awal-awal tahun 2020, bersama empat rekan lainnya memutuskan mendirikan Pancakusara Law Office (PLO) yang berkantor di Sentra Wagir Malang.
Tak berhenti di dunia profesi penegak hukum Advokat, Ricky akhirnya memutuskan memilih menjadi abdi negara di jalur Kejaksaan Republik Indonesia.
“Di dunia penegakan hukum apapun, kita tetap harus mengedepankan nilai agar kita memiliki tempat yang layak di mata pencari keadilan,” terangnya kepada modernis.co, Sabtu (12/06/2021).
Ia menuturkan, sebagai anak muda harus selalu menggunakan waktu sebaik mungkin dan tidak patah semangat dalam meraih apa yang dicita-citakan.
“Lakukan secara berulang terhadap apa-apa yang membuat kita menuju sesuatu yang kita inginkan. Jangan pernah patah semangat, mas” ujarnya.
Ia melanjutkan, bahwa ia pernah mengalami kegagalan berkali-kali dalam menata karir di dunia profesi. Tetapi ia tetap tidak menyerah, hingga ia bisa menjadi salah satu dari bagian abdi negara yang berkhidmat untuk umat dan bangsa.
Ricky juga menceritakan bahwa ia tumbuh dengan disiplin yang tinggi, khususnya dari kedua orang tuanya. Hal tersebut membuat segalanya menjadi jalanan aktivitas yang membuatnya adaptif pada kondisi-kondisi baru.
Sebagai pemuda yang berdarah biru (Arema), Ricky juga tak pernah sungkan berbagi pada hal-hal baik. Ia berprinsip bahwa kebaikan yang kita hadirkan akan membuat kita semakin dekat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang sesungguhnya.
Ada banyak persoalan kemanusiaan yang harus dihadapi dengan pendekatan yang lebih humanis. Khususnya di lingkungan sekitar kita. Karena itu, kita harus menggunakan apa yang kita punya dalam membantu orang lain.
Ia melanjutkan, ke depan tantangan kehidupan akan semakin kompetitif. Kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.
“Selalu perbaiki kualitas diri, agar kita memiliki nilai lebih di mata Tuhan dan manusia,” pungkasnya. (MA)