Modernis.co, Malang – Pandemi Covid-19 masih terasa mengancam penduduk, yang tidak hanya di rasakan di Indoneisa saja. Bahkan di luar negeri seperti Inggris, Afrika Selatan, dan Australia telah di temukan virus Corona varian terbaru. Peningkatan terkait wabah virus Corona ini, kita harus semakin waspada dan menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan displin.
Isu yang beredar di publik akan cepatnya penularan Covid-19 yang terjadi di Inggris, tetapi belum menjadi bukti yang kuat. Karena, penyakit ini tidak menambah tingkat kematian. Dan bisa kita artikan bahwasanya kabar tersebut hanya isu semata.
“Dengan isu publik tentang cepatnya penyebaran virus yang beredar di Inggris, masih belum ada bukti varian. Walaupun demikian hasil riset virus terbaru ini tidak menimbulkan tingkat keparahan penyakitnya dan juga tidak menambah tingkat kematian, penyebaran virus terbaru ini yang disebut SARS- CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome) terkena pada orang yang berpotensi seperti orang dengan komorbid maupun orang tua,” dalam acara virtual conference.
Kondisi pandemi ini berpengaruh terhadap semua bidang, salah satunya adalah pendidikan. Secara tidak langsung kita mengenal sekolah virtual (daring) dengan menggunakan internet, yang tidak semua masyarakat dapat mengaksesnya dengan mudah. Yang mulanya terasa cukup asing lalu menjadi sebuah kebiasaan menggunakannya.
Di zaman milenial ini sebenarnya sudah akrab, bagi pemuda-pemudi bangsa yang lihai dalam mengakses sebuah jejaring sosial, keahlian mereka yang tidak disadari sudah diasah sejak dini dalam mengenal teknologi.
Mempercepat dalam perkembangannya untuk generasi dimasa yang akan datang.Kebijakan yang telah di keluarkan dalam dunia pendidikan Nadiem Anwar Makarin (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) telah menegaskan diperbolehkannya tatap muka dalam pembelajaran mulai januari 2021, tetapi dengan syarat mentaati protokol yang disusun oleh Ditjen Dikti (Direktur Jendral Pendidikan Tinggi).
Aturan kesehatan dalam memasuki pembelajaran di bulan Januari 2021 harus dilakukan dengan ketat termasuk Perguruan Tinggi, karena tidak hanya jenjang PAUD sampai SMK/SMA tapi Perguruan Tinggi pun juga termasuk untuk mendapatkan kebijakan yang telah ditetapkan itu.
Banyaknya pro dan kontra dari masyarakat, terutama peran orang tua yang sangat berpengaruh dalam membimbing anaknya dari tingkat PAUD hingga jenjang tingkat menengah, apalagi bagi anak PAUD orang tua harus ekstra dalam membimbing, mengayomi dan memantau anaknya. Yang terkadang, mungkin. ada beberapa keluarga yang memiliki kendala dan alasan tertentu, sehingga merasakan kesusahan jika anaknya tidak belajar di sekolah.
Bukan hanya PAUD saja yang memiliki kendala, hal serupa juga dialami oleh jenjang-jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Salah satunya kesulitan pemahaman dan pengumpulan tugas, sinyal yang tidak stabil dan lain-lain.
Tetapi tidak hanya itu, dampak baik pun juga bisa dirasakan dengan menjaga kesehatan yang disiplin di rumah pada masing-masing keluarga, sehingga hal ini juga berdampak baik bagi generasi yang akan datang untuk menerapkan hidup sehat, meski virus yang melanda pada masa ini telah hilang.
Pemberlakuan pembelajaran tatap muka yang di rencakan pada semester genap pada bulan Januari di usulkan untuk di dahulukan bagi perguruan tinggi. Maka sekolah di anjurkan untuk mempersiapkan pembelajaran dengan tatap muka pada tahun ajaran 2020/2021 di awal tahun akan tetapi hal ini bersifat tidak wajib, yang tidak harus semua sekolah untuk memberlakukan tatap muka.
Dapat disimpulkan keputusan ini di rasa sudah tepat karena melihat dari kondisi setiap wilayah bereda-beda, jadi dengan keputusan yang telah di keluarkan oleh menteri pendidikan dan kebudayaan yaitu Nadiem Anwar Makarim berharap setiap sekolah atau kampus untuk mempertimbangkan setiap zona.
Apakah dirasa sudah aman atau semakin memburuk? karna masih banyak zona merah. Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 jumlah kasus Corona di Indonesia mencapai 678.125 per Selasa (22/12/2020), jumlah kasus corona terbanyak berasal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Di berbagai wilayah masyarakat sudah terlihat jalannya aturan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan untuk selalu menjaga kesehatan mulai dengan selalu mencuci tangan. Dan dapat kita buktikan bahwa disetiap Tokoh, Mall, Supermarket, Wc umum, dan sebagainya, Hingga setiap rumah selalu ada tempat untuk mencuci tangan. lalu sering terlihat juga banyaknya masyarakat yang bersepeda atau lari pagi, karna badan juga membutuhkan kesehatan yang fit dalam melakukan aktivitas.
Berharap perilaku hidup sehat ini tidak hanya berlaku disaat pandemi Covid-19 akan tapi sampai seterusnya, sehingga bangsa Indonesia menuju hidup lebih sehat lagi.
Hikmah dari pandemi yang melanda seluruh dunia ini, menjadikan kita belajar menjaga seluruh ciptaan Tuhan Yang Maha Esa bahwa kapan saja akan ada ujian bagi setiap orang, melihat pandemi ini sebagai bencana mungkin pola pikir ini harus sedikit di rubah agar kita dapat melihat dengan kaca mata yang positif.
Kita dapat belajar dalam segi apapun Kesehatan, Sains, Pendidikan, Teknologi, dan yang utama yaitu menggunakan hati nurani kita untuk saling membantu kepada sesama, yang lebih membutuhkan ulur tangan kita, dan bagaimana kita mengatur dalam menghadapi berbagai hambatan yang terjadi pada masa ini, karena tidak dapat bertatap muka secara langsung.
Oleh : Ainayya Nabila S. (Mahasiswa UMM)