Modernis.co, Malang – New normal atau normal baru sudah mulai diterapkan pada beberapa daerah di Indonesia sejak awal Juni 2020. Namun apakah penerapan normal baru ini sudah dapat diikuti dengan baik oleh masyarakat?. Hal ini bergantung kepada pengetahuan serta kesadaran masyarakat terhadap new normal itu sendiri. Disinilah peran media dibutuhkan sebagai penyedia informasi dalam pemberi edukasi pada masyarakat untuk membantu keberhasilan penerapan new normal.
The new normal adalah tatanan kehidupan normal baru yang kita jalani dikala pandemi corona. Kita bisa melakukan aktivitas seperti biasa namun harus tetap mengikuti aturan kesehatan. Ada 2 hal yang ditekankan pemerintah terhadap penerapan kebijakan ini yaitu physical distancing dan memperkuat immunity. Imunitas yang dimaksud adalah dengan hidup sehat, berolahraga, makan-makanan bergizi sehingga terbentuk imunitas yang tumbuh dalam diri dan bisa digunakan untuk melawan COVID 19. Dengan adanya kebijakan ini, masyarakat diharapkan dapat kembali produktif dengan batasan aman.
Namun penerapan kebijakan ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam masyarakat apabila kurangnya edukasi pemerintah terhadap apa itu new normal. Kesalahpahaman persepsi ini dapat timbul pada orang-orang yang kurang membaca berita serta orang yang hanya melihat satu berita tanpa mengkonfimasi dengan informasi-informasi tambahan lainnya. Maka perlu adanya update informasi yang dilakukan oleh media seputar kebijakan baru ini.
Salah tangkap informasi yang dikhawatirkan adalah masyarakat menganggap bahwa new normal adalah keadaan yang sudah aman dari corona sehingga masyarakat bisa menjalani kehidupan seperti biasa. Maka informasi yang perlu ditekankan pada setiap berita adalah new normal bukan kembali kepada kehidupan sebelumnya, namun menjalani kehidupan baru dengan mengikuti regulasi kesehatan yang ada. Aturan mengenai kebijakan new normal ini perlu disosialisasikan secara menyeluruh agar masyarakat siap hadapi new normal.
Kesiapan masyarakat bergantung pada apa yang mereka pahami terhadap kebijakan new normal dan informasi yang mereka peroleh. Apabila mereka belum memiliki edukasi informasi yang baik dan kebanyakan menerima informasi-informasi negatif atau kurang informasi maka tidak akan timbul kesadaran dan disiplin yang diharapkan. Oleh karena itu, media harus dapat memberikan informasi edukasi pada masyarakat serta memberi informasi positif agar terbentuk kesiapan diri mereka.
Penyebaran informasi tentang kebijakan ini harus dilakukan secara merata dan sesuai targetnya. Untuk warga indonesia yang sudah melek media tentu sudah menggunakan media-media online untuk mendapatkan informasi. Namun untuk orang yang belum melek media rata-rata masih menggunakan media-media yang berbasis bukan online seperti TV, Radio, dan Koran.
Bahkan sebagian masyarakat masih mengandalkan pengumuman langsung dari pihak-pihak seperti pengumuman kepala desa, dll. Untuk itu perlu adanya penyesuaian media yang digunakan dalam penyampaian informasi agar terwujud pemerataan informasi yang dapat mengurangi kesalahpahaman persepsi pada masyarakat.
Masyarakat yang sudah memiliki edukasi tentang kebijakan normal baru ini tentu akan lebih bijak dalam bersikap. Informasi tentang new normal yang sering mereka konsumsi lambat laun menjadikan mereka lebih paham terhadap situasi atau keadaan sekitar mereka. Kesadaran informasi inilah yang kemudian akan membawa perubahan sikap masyarakat untuk mengikuti aturan atau tidak.
Semakin banyak informasi edukasi yang masyarakat peroleh membuat mereka semakin mengerti bahwa disiplin mengikuti aturan dikala normal baru ini adalah hal positif yang dapat dilakukan untuk membantu pemerintah menangani COVID 19. Maka dari itu, kerjasama yang baik dari seluruh pihak diperlukan untuk menjadikan masyarakat lebih paham terhadap informasi agar terwujud kedisiplinan normal baru yang diharapkan.
Oleh : Maharani Ayu Shandra Syadilla Putri (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Univ. Muhammadiyah Malang/UMM)
editor
salam hangat
Kirim Tulisan Lewat Sini