Cengkraman Kapitalisme

cengkraman kapitalisme

Modernis,co Surakarta – Saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia memasuki peradaban barat yang menggunakan sistem kapitalisme dengan sekuler sebagai ideologi dasar dalam kehidupan. Kapitalisme sekuler ini meyakini tidak adanya Tuhan, akhirat, kitab suci, malaikat bahkan yaumulakhir.

Kapitalisme ini mengajarkan untuk memburu harta sebanyak-banyaknya, karena hartalah yang  menjadikan ukuran untuk menikmati dunia. Tidak ada batasan norma-norma dan moral dalam memenuhi keinginan kesenangan hidup di dunia. Kini bisnis yang sebagai lembaga kapitalis seakan-akan menjadi permainan judi karena hanya mementingkan kepentingan atau keuntungan pribadi yaitu pemilik modal.

Menurut Sofyan S. Harahap dalam bukunya yang berjudul Etika Bisnis Islam mengatakan bahwa aturan yang mengikat dalam sistem kapitalisme berbeda jauh dalam bidang dan nilai etika, kapitalis juga melakukan tekanan atau eksploitasi pembagian untuk buruh dan masyarakat secara sistematis dan tersembunyi. Dengan hartanya, kapitalis menundukkan buruh, politikus, penguasa, dan sebagainya. Kapitalis juga mengeksploitasi sumber daya alam secara membabi buta demi memenuhi hawa nafsu di dunia.

baca opini lainnya : Koruptor Gagal Jera!

Tanpa disadari kapitalisme saat ini sudah banyak melakukan kerja sama dengan para ilmuwan untuk meningkatkan kecanggihan dalam ilmu dan teknologi lalu menikmati hasilnya secara hedonis tanpa ada batasan apapun. Harta menjadi impian dan buruan semua orang. Tidak segan-segan kapitalis mampu mempengaruhi agama dan perilaku keagaaman seseorang.

Tugas dari sistem kapitalisme hanya satu yaitu mencari laba sebesar-bsarnya dari hasil yang di produksi masyrakat dan tidak ada yang boleh menghambat sepak terjang dalam mencari laba tersebut termasuk moral dan etika yang baik apalagi Tuhan. Kapitalisme ini awalnya adalah sistem untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Namun dalam perkembangannya muncul permasalahan ekonomi bahwa kebutuhan dan keinginan manusia tidak terbatas sehinga tidak mudah terpenuhi tanpa menggunakan suatu sistem dan material-material yang tersedia pun sangat terbatas.

Dapat kita lihat di Indonesia saat ini, sistem kapitalisme telah menguasai dan mengatur kebijakan-kebijakan pemerintah terutama dalam bidang ekonomi. Sirtua Arief mengemukakan bahwa kapitalisme di Indonesia adalah kapitalisme semu atau erzat capitalism (Kuno) dan berkembang hanya karena fasilitas dan bantuan pemerintah.

Mungkin kapitalisme sulit untuk menerobos peraturan. Peraturan mungkin hanya dapat dilangkahi jika sang kapitalis bernepotisme kepada regulator. Etika yang biasanya berisi peraturan-peraturan sesuai dengan etika dan moral yang baik dan bersifat wajib untuk dipatuhi pun tidak mempan untuk kapitalis. Etika dan moral tidak ada dalam sistem kapitalisme. Keadaan ini tidak bisa belangsung lama. Kini, semakin nampak keburukan-keburukan dan dampak-dampak dari sistem kapitalisme yang dapat merusak alam dan sosial.

baca juga opini lainnya : Ki Bagus Hadikusumo, Peletak Dasar Keislaman dalam Keindonesiaan

Semakin tinggi kualitas demokrasi suatu negara atau masyarakat maka semakin penting peran etika dalam suatu sistem. Etika adalah garis yang membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Agama atau ideologi yang biasanya yang diyakini dapat membedakan bahwa mana yang benar dan mana yang salah. Adam Smith mengatakan bahwa unsur agama mempunyai peran dalam bidang ekonomi.

Dalam hal ini dia menyebutkan bahwa aspek moral harus mewarnai dan berperan dalam ekonomi. Namun dalam buku keduanya yang berujdul The Wealth of Nation, Adam Smith beranggapan bahwa aspek agama akhirnya hilang, tetapi fungsi yang hilang itu masih tetap ada dan diganti dengan nama invisible hand.

Sejak awal, Islam tidak pernah memisahkan aspek agama dan non agama dalam berbagai bidang, terutama bidang ekonomi. Maka dari itu Islam selalu menjadi sasaran kapitalisme yang ingin mempertahankan dominasinya di dunia. Islam yang selalu menempatkan Tuhan sebagai Sang Penguasa, Pemilik segalanya dan sumber kebenaran yang dianggap benar daripada teori-teori buatan manusia yang masih memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan.

Terbukti dan dapat dirasakan oleh banyak orang bahwa sistem kapitalisme hanya membawa kehancuran, pertempuran, kerusakan alam, serta menimbulkan konflik-konflik sosial akibat keadilan yang tidak merata atau keadilan yang hanya dapat dirasakan oleh salah satu pihak saja.

baca juga opini lainnya : Politik Kedunguan

Oleh: Annisa Prajawati (Ketua Umum PK IMM Azhar Bashir Ahmad Dahlan dan Pegiat Darwis Foundation Surakarta)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan fikiran-fikiran anda via website kami!

Related posts

2 Thoughts to “Cengkraman Kapitalisme”

Leave a Comment