Gus Iwan, Bang Oke Oce Rebutan Pemilih Muslim

adi munazir pengacara

Modernis.co, Malang – Jelang pemilihan presiden (pilpres) pada 17 April 2019 mendatang pasangan capres dan cawapres nampaknya mulai pasang kuda-kuda eh pasang strategi maksudnya hehe.

Perdebatan kata-kata (retorika) yang dilakukan oleh masing-masing tim sukses baik yang tergabung dalam tim resmi maupun tim abal-abal memang menggemaskan. Mereka-mereka itulah yang merecoki bisingnya dunia maya hingga kadang kening kita berkerut karena emosi tapi kita juga kadang tertawa karena lucunya mereka-mereka itu.

Sebut saja ada Bang Rocky Gerung yang hobi naik gunung itu meski tak masuk dalam Tim Kampanye Nasional (TKN) salah satu pasangan copres-capres, omongannya sering diamini sebagai kebenaran dan tak jarang menasional yang dipakai buat nyerang timnya Mas Joko dan kawan-kawannya itu hehe.

Dari pihak pemerintah tidak tanggung-tanggung salah satu pentolan aktivis 98 abang Adian Napitupulu cukup ganas mengolah kata-kata yang disemburkan secara lantang kepada kubu oposisi disetiap perdebatan yang sering dihelat oleh tipi-tipi swasta.

Hal menarik lain dari laga pilpres Prabowo-Jokowi jilid II ini adalah masyarakat dari berbagai kelas semakin memahami politik tidak jarang abang-abang ojol, penjaga warkop, mahasiswa baru dan mahsiswa yang sudah basi di kampus mulai suka ngomongin politik. Lebih-lebih obrolan aktivis ekstra kampus berbusa-busa ngomongin pasangan capres dan cawapres yagn mereka dukung. Kelakuan masyarakat itu sangatlah wajar mengingat di era post-truth ini dibenarkan fakta dinomorduakan setelah pendapat pribadi loh ya.

Baik Bang Sandi atau Yai Ma’ruf jelas dituntut lebih berkelas dalam menghadirkan gagasannya biar gak selalu berisik kayak kelakuan timsesnya itu . Sebagai dua figur cawapres maka harus mencitrakan diri dan bertarung dengan cara-cara yang baik nan elegan, apalagi kalau pengikutnya dilibatkan sambil disuguhkan es degan wah pasti tambah erat itu kekeluargaan antar pendukungnya.

Belakangan kita mengenal program Santri Bagus Rupawan Senang Ngaji dan Wirausahawan (Gus Iwan) yang digagas yai Ma’ruf. Sebuah program yang ditawarkan Yai Ma’ruf. “Misalnya buka kedai Kopi Abah dengan rakyat kecil namanya Kopi Abah” Yai ma’ruf mencontohkan seperti yang dikutip oleh merdeka.com.

Gagasan program juga ditawarkan oleh cawapres 02. Bang Sandi mendorong penciptaaan lapangan ekonomi melalui program One Kiai One Center Of Enterpreneurship (OKE OCE). Menanggapai gagasan Yai Ma’ruf Sandiaga Uno malah menawarkan sinergi program dan pesannya cukup mendinginkan suasana ditengah-tengah panasnya perang kata-kata yang tak henti itu.

Nampaknya dua tokoh tersebut cukup melek akan situasi ekonomi khususnya para pemilih kelas menengah kebawah yang jumlahnya adalah mayoritas di negeri yang kita cintai ini, sepakat gak lur! Maka sebagai anak negeri yang berbakti pada ibu pertiwi mari kita dorong dan dukung semua gagasan itu dan mari pula kita bersemangat untuk tidak saling menjatuhkan. Siapa tahu kita sebagai rakyat kecil bisa kebagian sedikit untung dari program mulia itu hehe.

Menjadi hal yang wajar jika umat Islam menjadi sasaran tembak dari dua program itu mengingat jumlahnya mendominasi diantara pemeluk agama lainnya dalam politik kita membutuhkan dua hal, isi kepala dan jumlah kepala begitu kira-kira redaksi kalimat lengkap yang pernah disampaikan senior saya dulu pas masih semangat jadi aktivis mahasiswa.

Baik Yai Ma’ruf dan Bang Sandi nampaknya cukup jeli matanya terhadap potensi luar biasa yang dimiliki oleh umat Islam Indonesia. Lahan garap itu menjadi wajar karena ada puluhan juta pemilih muslim yang siap menyalurkan pilihannya syaratnya satu jangan bikin blunder apalagi bikin gak nyaman cewek aja kalau udah gak nyaman bisa nyari pujaan lainnya loh ya hehe.

Persaingan dua program itu selain ditujukan untuk masyarakat dalam menata ekonomi yang lagi sulit juga sebagai pengganti dari bualan timsesnya yang bermulut nyelekit bak keranjang sampah yang kalau dipukul bersuara nyaring. Eh, tong kosong nyaring bunyinya maksudnya.

Program Gus Iwan dan Program Bang Oke Oce sesungguhnya dua tawaran konkrit bagaimana menenangkan dan memenangkan pemilih muslim agar yakin seyakin-yakinnya dari hantaman narasi politik sontoloyo atau politik genderuwo yang menakutkan itu.

Di kepala orang-orang Islam kata ‘Genderuwo’ dan ‘Sontoloyo’ sama-sama tak enak didengar selain tak rasional nan mistis ajaran Islam tidak membenarkan saling olok mengolok apalagi sampai menghina agama dan kepercayaan sangat dilarang. Saya kasih tau yah, perilaku ghibah dalam ajaran Islam diibaratkan bak makan daging sodara sendiri, mending minta traktiran makan nasi liwet sama Gus Iwan dan Bang Oke Oce kan lebih mantap tuh. Kita harus belajar dari ungkapan sodara-sodara kita di Maluku Katong Samua Basudara (kita semua bersaudara).

Oleh : Adi Munazir (Aktivis IMM dan Konsultan Hukum dan Supreme Law Firm Malang)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan fikiran-fikiran anda via website kami!

Related posts

Leave a Comment