Waktu demi waktu berlalu
Hampir setiap langkah doa untukmu
Rasa kian pekat dalam jiwa
Apakah aku jatuh cinta seutuhnya?
Baca SelengkapnyaWaktu demi waktu berlalu
Hampir setiap langkah doa untukmu
Rasa kian pekat dalam jiwa
Apakah aku jatuh cinta seutuhnya?
Baca SelengkapnyaSerupa Bekasi, kau kurindukan saban malam saban kuputar lagu “ketika angin berhembus” bintang di langit aku mencinta sua yang tak pernah hala nyata salahku, hancur hatiku) Serupa Bekasi, kau kurindukan meski terik membakar hatiku rikala kau awangkan kekasih (usah datang! jika kau pergi lagi usah kembali! aku ingin kau bahagia dia pura-pura) Oleh : Aris Setiyanto (Lelaki yang Bernyanyi Ketika Pesawat Melintas)
Baca SelengkapnyaKita telah berpisah, Mey. Lupakah kau seluruh daftar mimpi besar yang pernah ingin kita tempuh berdua? Mendaki ke Gunung Huang untuk membuktikan benarkah 60.000 pahatan terpajang pada tumpuk batu di sisinya. Atau berkunjung ke Yangshuo menjelajahi Sungai Li menjelajahi Danau Tian Chi berhari-hari, tanpa henti. Lupakah kau, Mey, lupakah? Sebelum pisah kita pernah ingin punya rumah bertingkat dengan seribu tangga ke atas agar kita leluasa pergi dan pulang ke surga tanpa melalui kematian. Lupakah kau, Mey, lupakah? Sebelum pisah kita pernah ingin ke Kampung Kapitan sambil menyanyikan Tong Hua dengan…
Baca SelengkapnyaAku tak tahu darimana ingin menulis… Darimana mulai bercerita.. Tinta di penaku seakan ingin bercerita Betapa berartinya dia bagiku… Ketika aku mulai mengenalnya,.. Yang mengajariku tentang sebuah keikhlasan didalam sebuah arti perjuangan…. Pahit, manis, telah kurasa saat bersamanya… Banyak cinta disetiap harinya yang kurasa.. Kini aku sangat mencintainya.. Sepenuh hatiku, karena kuanggap semua perjuanganku bersamanya adalah bentuk cintaku pada rabb ku.. Susah kugambarkan bagaimana dia teramat berarti bagiku… Dia seperti suaraku, hatiku, perjuanganku, mataku, terlebih terasa seperti nafasku didalam meraih cinta dari Sang Pencipta… Ya, aku teramat mencintai Muhammadiyahku. Kemarin,…
Baca SelengkapnyaIsyarat Tuhan, Gesekan kaki serangga dalam iramanya, kunjungan kunang- kunang memeriahkan tenda pesta. Malam membawa pikiran akan keheningan, kegelapan dan bahasa sepi yang lain. Tidak untuk para penikmat senja, menanti pada gerbang sunyi untuk menggelitik beberapa suasana. Kesenyapan itu kami sebut dengan kata Malam, di mana wajah dunia tak lagi tersenyum dan kabut putih menjadi hiasan dinding langit. Aku berada di sana, membaca bahasa Tuhan tanpa bercerita. Sapaan itu berupa istilah Cinta, Karenanya Ombak yang menggulung pasir di panti akan terhenti. Badai di tengah laut seketika sirna. Jalan setapak panjang…
Baca SelengkapnyaAssalaamu’alaikum, Cinta.Aku menyapamu dalam rengkuh rinduMenyebutmu dalam bait-bait sakralkuSaat air mata menjadi pelipur gulanaTetesan demi tetesnya adalah dzikirku memohonkanmu.Saat derai tangis tersaksikan tatap sayu Sang RembulanBersimpuh di bawah langit yang samaMenatap harap pada Tuhan yang sama Assalaamu’alaikum, Cinta.Semoga engkau selalu baik di sana.Jarak kerap kali menyiksakuSetiap kali aku berusaha merengkuhmuHanya sebatas do’a dan sholawat yang mampu hantarkan salam rinduku. Assalaamu’alaikum, Cinta.Separuh hatiku tersayat oleh jarak dan cintaTapi sanubariku tersenyum manisMenantikan cintamu dalam do’a dan keyakinan *Karya : Rohi Alfaruq (Kabid Seni, Budaya dan Olahraga PC IMM Malang Raya)
Baca Selengkapnya