Pusara Rindu Rindu

Senja memunguti saputangan di semenanjung, menandai ini perpisahan ketigabelas sejak lampu-lampu kota sudah tak lagi mampu memaknai perpisahan, sebagai sesuatu yang perlu dihiasi pelukan-pelukan. Aku berdiri di tepi selokan, barangkali matahari senja yang hendak pensiun itu akan terbenam di sini. Bersama siluet gedung-gedung berlinggi yang mungkin akan mengangkat roknya tinggi-tinggi kala musim banjir tiba dan aku mulai menggali lapangan bulu tangkis mencari tempat tinggal baru, oase baru, kepedihan baru yang lalu dilompat-lompati, selaik mayat perang —dilangkah-langkahi Dahulu, sebelum keangkuhan rutin berlari-lari pagi di sini, kecipak daun-daun masih mencari insang di…

Baca Selengkapnya

Langit Harapan

langit harapan

Berulang kali menyuruhmu lurus Tetap bangga dengan kasus tak putus-putus Sampai nyilu kaki menahan tandus Tak jua muak Memasang muka dalam meja retorika Mengetuk palu, mengancang takdir Dan hanyut dalam debat kusir Kami nikmati lumpur dari jalur pengesahan Sekaptis menipis dalam kepungan peradaban Terus dikepung dari hal remeh-temeh Diputar jadi nyeleneh Dari gaduh kekuasaan Kami nikmati rangkaian pekik selokan sempit Kadang disuguhi aroma munafik Topeng-topeng bergelantungan Di langit-langit harapan Sekarang putih besok jadi buram Dari merah kadang jadi hitam Lalu apa perlu kami bayar Langit kian padam Kemerdekaan mungkin mimpi…

Baca Selengkapnya

Murni Suci Seimbang Lurus

murni suci

Dalam riuh belantara sukma Kutitip dirimu dalam do’a Pada pagi yang belum sempurna Kuasingkan diri dalam nestapa Kepada bahagia tanpa bersama Bayang senyum yang sulit terlupa Rasa peduli yang mulai renta Bermula sebab duka dan derita Terjun kedalam relung sukma Waktu tetap bisu tanpa kata Nuansa hati memuja dirinya Pada rindu akan kemurniannya Oleh : M. Rahmannandi Yusuf (Penyair Banten)

Baca Selengkapnya