Memilih untuk tetap bertahan, dan perlahan melangkah. Menerka segala rintang, menerjang segala aral. Merajut untaian asa, memupuk benih-benih harap. Mengejawantah narasi janji, menjadikannya sebuah bukti. Bangunlah engkau dari tidurmu yang tidak begitu nyenyak!! Perlahan masih kulihat tangan itu menggaruk kepala. Aku tahu, tidurmu tidak terlalu lelap. kesadaranmu tidak sepenuhnya hilang. Masih bisa kau dengar hiruk pikuk mustad’afin menimang lara. Masih terlintas dalam pikirmu, senyuman manis boneka Senayan yang setia pada korporasi dan oligarki. Ya, kesadaranmu belum sepenuhnya hilang. Bangunlah.. Bangkitlah.. Bangsa ini butuh pencerah. Negara ini butuh penggerak. Negeri ini…
Baca Selengkapnya