Mendampingi UMKM di Tengah Pandemi

pendampingan umkm

Modernis.co, Depok – Di masa pandemi Covid 19 banyak sekali sektor yang terdampak. Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan mulai dari physical distancing untuk mengurangi penyebaran, PSBB hingga penerapan new normal.

Implikasinya, ialah untuk mengurangan interaksi secara langsung di pusat keramaian agar tidak terjadinya penularan, seperti  pengalihan kegiatan belajar mengajar sekolah lewat online, pusat perbelanjaan, rumah ibadah, restoran, tempat hiburan, hingga transportasi publik.

Banyak sekali sektor yang terkena imbasnya dari Covid-19, mulai dari industri besar hingga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Khususnya UMKM di Indonesia mempunyai kontribusi yang sangat penting untuk keberlangsungan perekonomian.

Selama ini sektor UMKM merupakan pengerak prekonomian indonesia. Selain itu juga UMKM membantu penyerapan tenaga kerja, dan berperan aktif dalam pendistribusian pembangunan.

Hal ini bisa dimengerti karena sektor UMKM beragam usahanya. Transformasi pun dilakukan agar bisa bertahan. Banyak sekali pelaku UMKM yang terimbas pandemi. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah usaha mikro 62.106.900, usaha kecil 757.090, usaha menengah 58.627 dan usaha besar berjumlah 5.460 unit. Dari jumlah tersebut 98% usaha pada level mikro atau sekitar 63 juta terkena dampak.

Dalam kondisi sebelum adanya Covid 19, UMKM berkontribusi sangat besar terhadap perekonomian Indonesia. Ekonomi Indonesia 80% ditopang oleh konsumsi dalam negeri. UMKM juga mampu menyerap lebih dari 96% dari total 170 juta tenaga kerja. Asosiasi UMKM Indonesia pada 2019 mencatat kontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 65% atau kisaran Rp 2.394,5 triliun.

Berbagai perubahan pun dilakukan di masa pandemi ini mulai dari cara komunikasi, pola kerja, hingga dinamika tim internal berubah. Begitu juga pola perilaku konsumen bisnis, banyak juga konsep baru yang diterapkan. Kondisi ini menuntut para pelaku UMKM untuk cepat tanggap dalam merespons perubahan.

Namun, di tengah perubahan itu, bisa dibilang banyak hikmah dan pelajaran berharga yang bisa kita ambil dalam mempertahankan operasional bisnis dalam situasi sulit ini.

Pemasaran produk UMKM yang sudah terjun ke dunia digital masih bisa dibilang masih sangat minim jumlahnya, baru mencapai 8 juta UMKM atau 13% dari seluruh jumlah UMKM. Maka dari itu Kementerian Koperasi berharap kepada UMKM untuk bisa go digital agar bisa tetap bertahan, dan bisa bersaing dengan brand besar dan memperatahankan perekonomian agar tetap bisa berputar.  

Bahkan di Cina ada produsen perangkat Apple yang sementara memutuskan beralih menjadi produsen masker. Akibat tingginya permintaan mengakibatkan kekurangan pasokan masker di seluruh dunia.

Maka dari itu perusahaan Foxconn menargetkan produksi dua juta masker per hari pada akhir bulan. Perusahaan mengatakan setiap detik berharga untuk membantu menanggulangi penyebaran virus corona.

Dalam perang melawan epidemi ini, “semakin sigap kita mencegah virus, maka semakin banyak nyawa yang kita selamatkan” kata Foxconn di platform media sosial WeChat. dilansir dari situs berita BBC News.

Selain memproduksi perangkat iPhone, Foxconn juga merupakan produsen elektronik terbesar di dunia, seperti membuat komponen produk elektronik termasuk iPad, PlayStation, dan Kindle

Perusahaan manufaktur prangkat Apple meminta izin kepada pihak berwenang untuk memulai kembali operasional pabrik yang ditutup. Dikhawatirkan penutupan pabrik dan pembatasan perjalanan perusahaa ini akan berdampak besar pada pasokan barang di seluruh dunia.

Kemampuan beradaptasi dengan cepat atau bahkan mengubah model bisnis dengan sangat cepat, terbukti akan membuat usaha yang dijalankan bisa bertahan di masa-masa seperti ini. Seperti yang dilakukan pabrik manufaktur perangka Apple di China, perusahaan Foxconn ini mengubah model bisnisnya sementara menjadi pembuat masker.

Untuk memperkuat UMKM lokal di tengah new normal. Bisa juga dengan gerakan membuat hastag #BeliProdukLokal, mulai mengkampanyekan oleh para influencer, kalangan artis yang memiliki banyak pengikutnya, juga didampingi oleh pemerintah guna mendorong perkembangan UMKM agar terus maju dan bersaing dengan brand besar.

Hal ini bukan hanya semata karena dampak pandemi, tapi memang sudah waktunya UMKM lebih maju dan merambah jalur digital guna mengembangkan usahanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Covid-19 akan tetap ada dalam jangka lama dan tidak bisa diperkirakan kapan akan berakhir. Yang pasti kita lakukan adalah memantau penyebaranya lewat data yang tersedia. Setidaknya kita bisa terus disiplin menerapkan pola hidup sehat dan menaati protokol kesehatan yang dianjurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam menghadapi gaya hidup baru.

Di sisi lain, setidaknya new normal ini bisa menjadi harapan dan peluang  baik untuk para pelaku UMKM dan brand lokal untuk bankit dan maju. Sudah saatnya UMKM Indonesia menjadi raja di negeri sendiri.

Oleh: Muhamad Andrian (Mahasiswa STEI SEBI, Depok)

editor
editor

salam hangat

Related posts

Leave a Comment