Negeri yang Menjauhi Cita Cita

cita cita negeri

Modernis.co, Lamongan – Demokrasi Indonesia sedang terbengkalai, instalasi demokrasi yang lengkap telah dimiliki, akan tetapi yang mengalir didalamnya adalah politik yang dikendalikan oleh sirkulasi uang, keyakinan riligius yang cenderung absolut, dan praktek politik komunal yang ditopang alat-alat pemaksa kebenaran yang bernama kekerasan dan nominal.

Demokrasi kita selama 10 tahun terakhir ini semakin jauh dari konstruksi politik yang di cita citakan oleh negara ini, karena instrumen yang ada justru dijadikan alat untuk melegitimasi segala tindakan atas nama adat, budaya, tradisi yang bercampur baur dengan keyakinan dan agama.

Sinisme karena demokrasi di Indonesia gagal membawa perbaikan ekonomi rakyat, banyak spekulasi yang menganggap demokrasi tak mampu memberi kepastian akan kemakmuran.

Selama beberapa tahun terakhir kita juga menyaksikan fenomena politisasi identitas, toleransi bersyarat sehingga kosong maknanya di tingkat masyarakat yang berlatar belakang awam, akan politik dan transaksi kewarganegaraan yang terasa sangat formal.

kita seperti bangsa limbung, diombang- ambingkan gelombang politik-ekonomi global. Di dalam negeri, kita menyaksikan politik tipu daya dan demokrasi yang dijalankan dengan ritual politik yang berharap pada “keajaiban.

Demokrasi yang seharusnya menjadi suatu kabar gembira bagi masyarakat,malah menjadi suatu kabar yang menakutkan, sebab Indonesia sendiri menganut sistem demokrasi yang mana semua warga negara bebas memilih dan tanpa ikut campur dari pihak mana pun.

Baru-baru ini kita bisa melihat bagaimana demokrasi negara kita yang sanggat tidak waras. Banyaknya money politic dimana mana, kecurangan demi kecurangan yang amat sangat menakutkan.

Kita seperti hidup di hutan rimba, yang berkuasa dan yang beruang lah yang mampu mengendalikan semuanya. Masyarakat dibodohi dengan tipu daya. Asalkan mereka mampu menang dalam pertempuran (pemilihan).

*Oleh : Wais Al-Qorni (Pegiat PeaceLink Malang)

Related posts

Leave a Comment